Suatu hari tentu pertanyaan itu akan datang, dan ternyata untuk si Agam ia mulai bertanya saat usianya 4,5 tahun.
Awalnya setiap si Ibu membuka laci lemari, ia akan mengintip dan bertanya, "Apa itu, Bu?" seraya menunjuk ke bungkusan pembalut wanita. Jawaban si Ibu biasanya cukup singkat, "Ini mirip seperti diapers tapi khusus untuk perempuan, Nak." dan ia tidak bertanya lagi. Tapi kali ini ia melanjutkan, "Ih, masa udah besar juga masih pake diapers sih? Memangnya masih mengompol? Memangnya masih bayi?" Di sini si Ibu melihat mungkin memang sudah waktunya ia ingin tau lebih banyak.
Sambil tersenyum dan dengan nada bercanda si Ibu menjelaskan,
"Bukan, Nak itu bukan untuk ngompol. Ibu pakai hanya kalau datang bulan."
"Datang bulan itu apa, Bu?"
"Jadi sebulan sekali, ibu-ibu dan mbak-mbak itu ada yang istilahnya "datang bulan". Setiap bulan badan ibu membuat telur, 1 butir di dalam perut. Kalau telurnya sukses, maka jadi anak. Tuh, si adik adalah contoh telur yang sukses, berkembang terus sampai jadi anak."
"Ooo.." (si Ibu ngga tau juga benar-benar mengerti atau asal jawab saja)
"Nah, kalau telurnya tidak sukses maka akan hancur. Dikeluarkan lewat bawah dalam bentuk darah-darah gitu."
"Iiiihh serem amat, sakit ngga Bu?"
"Ngga sakit, cuma kadang aja nyeri-nyeri ngga jelas. Makanya anak laki harus sayang dan lembut sama anak perempuan karena mereka tidak sekuat Abang."
"Jadi dede itu telur yang sukses ya?"
"Iya, kamu juga lah.."
"Wah hebat ya dede."
"Jadi udah ngerti kan kenapa kalau datang bulan ibu pake itu?"
"Iya buat nampung darahnya, kalo dede buat nampung pipis."
Dan si Agam tidak bertanya lagi karena sudah asyik melihat mainan yang sedang dimainkan adiknya. Sepertinya fokus/rentang perhatian balita memang pendek. Si Ibu tidak yakin juga apakah dia benar-benar mengerti atau cukup puas saja karena sudah mendapat penjelasan. Hehe yang jelas satu tahap lagi tuh dari ribuan penjelasan lain yang akan datang :)
Awalnya setiap si Ibu membuka laci lemari, ia akan mengintip dan bertanya, "Apa itu, Bu?" seraya menunjuk ke bungkusan pembalut wanita. Jawaban si Ibu biasanya cukup singkat, "Ini mirip seperti diapers tapi khusus untuk perempuan, Nak." dan ia tidak bertanya lagi. Tapi kali ini ia melanjutkan, "Ih, masa udah besar juga masih pake diapers sih? Memangnya masih mengompol? Memangnya masih bayi?" Di sini si Ibu melihat mungkin memang sudah waktunya ia ingin tau lebih banyak.
Sambil tersenyum dan dengan nada bercanda si Ibu menjelaskan,
"Bukan, Nak itu bukan untuk ngompol. Ibu pakai hanya kalau datang bulan."
"Datang bulan itu apa, Bu?"
"Jadi sebulan sekali, ibu-ibu dan mbak-mbak itu ada yang istilahnya "datang bulan". Setiap bulan badan ibu membuat telur, 1 butir di dalam perut. Kalau telurnya sukses, maka jadi anak. Tuh, si adik adalah contoh telur yang sukses, berkembang terus sampai jadi anak."
"Ooo.." (si Ibu ngga tau juga benar-benar mengerti atau asal jawab saja)
"Nah, kalau telurnya tidak sukses maka akan hancur. Dikeluarkan lewat bawah dalam bentuk darah-darah gitu."
"Iiiihh serem amat, sakit ngga Bu?"
"Ngga sakit, cuma kadang aja nyeri-nyeri ngga jelas. Makanya anak laki harus sayang dan lembut sama anak perempuan karena mereka tidak sekuat Abang."
"Jadi dede itu telur yang sukses ya?"
"Iya, kamu juga lah.."
"Wah hebat ya dede."
"Jadi udah ngerti kan kenapa kalau datang bulan ibu pake itu?"
"Iya buat nampung darahnya, kalo dede buat nampung pipis."
Dan si Agam tidak bertanya lagi karena sudah asyik melihat mainan yang sedang dimainkan adiknya. Sepertinya fokus/rentang perhatian balita memang pendek. Si Ibu tidak yakin juga apakah dia benar-benar mengerti atau cukup puas saja karena sudah mendapat penjelasan. Hehe yang jelas satu tahap lagi tuh dari ribuan penjelasan lain yang akan datang :)